Duel Udara Abad Ini: F-47 Amerika Tantang J-36 China, Siapa Raja Langit?

Programterbaru.com -

Dalam dinamika persaingan global, Amerika Serikat kembali menunjukkan ambisinya untuk mendominasi teknologi militer. Sejarah mencatat, rivalitas yang ketat seringkali menjadi pemicu bagi AS untuk mengerahkan sumber daya teknologi dan finansialnya demi melampaui para pesaingnya.

Pengumuman mengenai pengembangan pesawat tempur generasi keenam F-47 oleh AS, yang dilakukan hanya tiga bulan setelah kemunculan perdana pesawat siluman besar baru dari China, bukanlah sebuah kebetulan. Hal ini diungkapkan oleh William Freer, seorang peneliti keamanan di Council on Geostrategy.

Meskipun jadwal peluncuran resmi belum diumumkan, mantan Presiden Trump mengisyaratkan bahwa setidaknya beberapa unit F-47 akan beroperasi selama masa jabatannya. Angkatan Udara AS (AU AS) menyatakan bahwa F-47 akan lebih terjangkau dibandingkan F-22 Raptor yang digantikannya, serta lebih mudah beradaptasi dengan ancaman di masa depan, terutama dari China.

AU AS mengklaim bahwa F-47 memiliki jangkauan yang lebih jauh, kemampuan siluman yang lebih canggih, dan membutuhkan lebih sedikit personel dibandingkan jet tempur generasi kelima. Fokus utama pengembangan pesawat generasi berikutnya adalah pada teknologi siluman yang lebih sulit dideteksi, integrasi drone, kecerdasan buatan (AI), dan peningkatan persenjataan.

Baru-baru ini, beredar rekaman uji terbang jet tempur generasi keenam China, yaitu J-36. Meskipun memiliki keunggulan dalam teknologi, pesawat generasi keenam mungkin lebih mahal dan kurang lincah, sehingga berpotensi lebih mudah dideteksi oleh musuh.

Sebagai pesawat tempur generasi keenam, F-47 dipastikan akan dilengkapi dengan berbagai kecanggihan. Saat ini, belum ada negara yang mengoperasikan jet tempur generasi keenam. Trump bahkan mengklaim bahwa Tidak ada yang bisa menandinginya di dunia ini.

Baik J-36 maupun F-47 menjadi simbol bagaimana China dan AS terus berlomba dalam pengembangan senjata teknologi. Informasi detail mengenai kedua pesawat masih terbatas, sehingga sulit untuk melakukan perbandingan yang akurat.

Berdasarkan informasi yang tersedia, J-36 memiliki ukuran yang besar dan dilengkapi dengan teknologi siluman, serta dirancang untuk medan pertempuran Indo-Pasifik. Kemungkinan, China merancang J-36 untuk terbang tanpa terdeteksi dalam jarak jauh dan mengkoordinasikan serangan ke target-target besar, bukan untuk pertempuran udara.

Sementara itu, F-47 tampaknya hanya akan dikendalikan oleh satu pilot, yang mengindikasikan bahwa banyak fungsinya dapat dilakukan secara otomatis. Jet tempur Amerika ini terindikasi lebih kecil dibandingkan J-36 dan lebih lincah dalam manuver jarak dekat.

Selain itu, F-47 juga akan beroperasi bersama drone. Baik AS maupun China tengah mengembangkan cara-cara agar drone dapat bekerja sama dengan jet tempur, yang dapat memperluas jangkauan, membawa senjata, atau mengalihkan perhatian pasukan musuh hingga serangan dapat dilakukan.

Perang di Ukraina telah membuktikan efektivitas drone, dan seluruh militer global tengah mencari cara-cara baru untuk mengintegrasikan pesawat nirawak ke dalam angkatan bersenjata mereka untuk berbagai peran, termasuk pengintaian dan serangan.

0 Komentar